INVERSI.ID – Tahun 2025 sudah tiba, dan kita semua tahu kalau dunia anak muda selalu penuh dengan perubahan yang cepat, termasuk tren-tren yang lagi hits.
Salah satu tren yang sempat viral dan banyak diikuti adalah YOLO atau You Only Live Once. Dulu, banyak anak muda yang hidup dengan prinsip ini, nikmatin hidup tanpa banyak mikir, ambil setiap kesempatan, dan jangan takut mencoba hal-hal baru.
Kalau berdasarkan slogan tersebut, yang penting adalah menikmati momen sekarang, nggak peduli masa depan, yang penting “sekali hidup, ya harus seru.”
Namun, ternyata tren hidup YOLO ini mulai bergeser. Di tahun 2025, muncul tren baru yang mulai ramai dibicarakan, yaitu YONO atau You Only Need Once. Kalau YOLO ngajarin kita untuk menikmati hidup dengan cara yang sering kali impulsif dan penuh risiko, YONO justru lebih mengarah ke cara hidup yang lebih bijak dan penuh pertimbangan.
Tren YONO ini bisa dibilang cara berpikir yang lebih “mikir dulu” sebelum melakukan sesuatu. Alih-alih melakukan segalanya dengan cepat dan tanpa persiapan, YONO mengajarkan kita untuk fokus pada kualitas daripada kuantitas.
Misalnya, buat anak SMA, dulu mungkin tren YOLO bikin mereka sering banget nge-push diri buat ikut nongkrong sampai larut malam, ngerokok, atau ngelakuin hal-hal yang nggak terlalu dipikirin karena pengaruh lingkungan.
Banyak yang mikir, “Yang penting asyik dulu, nanti mikirnya belakangan.” Tapi sekarang, anak-anak SMA lebih banyak yang sadar kalau hidup itu bukan cuma soal momen seru yang instan, tapi juga soal menjaga kesehatan, belajar, dan memikirkan masa depan.
YONO jadi pilihan baru yang lebih banyak dipilih anak-anak SMA yang sadar pentingnya mengambil keputusan yang lebih bijak tanpa harus mengorbankan kesenangan di masa kini.
Misalnya nih, pada tahun 2024, beberapa teman mungkin sering banget ngomongin buat ikut party bareng, tanpa mikir panjang soal dampaknya, mulai dari pelajaran yang terganggu, sampai masalah kesehatan. Tapi di 2025, tren YONO mulai bikin banyak anak SMA memilih untuk nggak gampang ikut arus.
Contoh sederhananya adalah, mereka lebih mikir dulu sebelum ikut nongkrong atau party. Kalau misalnya acara itu ngabisin waktu belajar, mereka bakal lebih pilih untuk tetap fokus belajar.