INVERSI.ID– Bank Indonesia berkomitmen mempercepat dan memperluas digitalisasi transaksi keuangan di daerah. Hal ini sebagai bagian dari strategi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam lima tahun terakhir, akselerasi digitalisasi di Indonesia semakin cepat, terutama setelah pandemi, dengan meningkatnya adopsi teknologi digital oleh sektor usaha dan masyarakat.
Transformasi digital ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga memperkuat pendapatan negara dari pajak dan retribusi, serta mendukung pembangunan ekonomi yang lebih inklusif, terutama bagi UMKM di daerah.
Inovasi dan akseptasi digital menjadi kunci
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memaparkan tiga strategi utama untuk memperkuat ekosistem transaksi digital daerah, yakni inovasi dan akseptasi digital, penguatan infrastruktur sistem pembayaran, dan konsolidasi industri perbankan.
“Pertama, inovasi dan akseptasi digital menjadi kunci,” ungkap Perry dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (23/9).
Hal ini mencakup dorongan terhadap inovasi dalam pembayaran digital, baik dari sisi produk maupun model bisnis yang dikembangkan oleh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP).
Penguatan manajemen risiko dan perlindungan konsumen menjadi prioritas
Selain itu, penguatan manajemen risiko dan perlindungan konsumen juga menjadi prioritas untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan layanan digital.
Upaya ini diiringi dengan peningkatan literasi digital yang dilakukan secara kolaboratif antara Satgas P2DD, TP2DD, serta industri sistem pembayaran.
“Kedua, penguatan infrastruktur,” jelasnya.