Prinsip Restorasi Istana
Istana ini berganti nama menjadi Istana Qingcheng pada masa Dinasti Qing (1644-1911), menjadi tempat di mana para kaisar mengadakan ritual perayaan setelah upacara penanaman sambil berdoa untuk panen yang baik.
Pekerjaan restorasi bangunan kuno ini dimulai pada Juni tahun lalu, mengikuti prinsip “intervensi minimal”.
Pendekatan ini berfokus pada perbaikan yang ditargetkan untuk peninggalan budaya yang rusak, seperti ubin dan dinding. Material tradisional digunakan untuk mengaspal tanah yang berada di halaman.
Dalam renovasi istana ini, para pekerja juga merenovasi sistem drainase dan melengkapi rumah-rumah tersebut dengan pendingin ruangan dan fasilitas penerangan yang diperlukan. Selain itu, restorasi istana juga memperbaiki sistem pemantauan keamanan, sistem air pemadam kebakaran, dan fasilitas penangkal petir turut dipasang.
Baca Juga: Bulan Agustus di Turki Lebih Panas 1,3 Derajat Dibanding Tahun Lalu
Pan Wei, selaku wakil direktur di Museum Arsitektur Kuno Beijing (Beijing Ancient Architecture Museum), mengungkapkan harapannya agar Istana Qingcheng menjadi tempat bagi pengunjung untuk merasakan budaya tradisional dan bagi para ahli untuk melakukan pertukaran akademik mengenai warisan budaya dunia.