Para Pemilih Australia Menolak Hak Masyarakat Adat Diakui Melalui Referendum

By dwi kurnia
2 Min Read
Perempuan adat duduk di tempat pemungutan suara di Redfern saat warga Australia memberikan suara terakhir mereka di Sydney, (14/10). (Foto: VOA)

Warga Australia dengan tegas menolak hak yang lebih besar bagi masyarakat adat, mengakhiri rencana untuk mengamandemen konstitusi negara yang telah berusia 122 tahun setelah kampanye referendum yang memecah belah dan bernuansa rasial.

Berdasarkan laporan dari 88% tempat pemungutan suara yang dilansir dari VOA, sekitar 59% masyarakat telah memberikan suara menentang proposal untuk mengakui masyarakat Aborigin dan masyarakat adat Selat Torres dalam konstitusi tahun 1901 untuk pertama kalinya.

Reformasi ini juga akan menciptakan badan konsultatif – sebuah “Suara” untuk Parlemen – untuk mempertimbangkan undang-undang yang berdampak pada masyarakat adat dan membantu mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi yang mendalam.

- Advertisement -

Baca Juga: Fakta-Fakta Oklin Fia, Selebgram yang Viral Jilat Batang Es Krim

Kampanye yang sering kali penuh kebencian ini mengungkap garis-garis perpecahan rasial yang mendalam dan masih terjadi di negara tersebut.

Semangat Persatuan dan Penyembuhan

Perdana Menteri Anthony Albanese, yang berkampanye untuk memilih “ya”, menginginkan masyarakat yang terpecah untuk bersatu dalam “semangat persatuan dan penyembuhan.”

Dia menambahkan bahwa kekalahan tersebut akan menjadi “beban berat yang harus dipikul” dan “sangat sulit untuk ditanggung” bagi sebagian besar warga Aborigin Australia yang mendukung referendum.

“Mulai besok kami akan terus menulis bab berikutnya dalam kisah besar Australia ini. Dan kami akan menulisnya bersama-sama. Dan rekonsiliasi harus menjadi bagian dari bab tersebut,” kata Albanese.

Hari Menyedihkan

Menteri Masyarakat Adat Australia Linda Burney, perempuan Aborigin pertama yang terpilih duduk di Dewan Perwakilan Rakyat, berkata, “Hari ini adalah hari yang menyedihkan.”

Penduduk asli Australia mengungkapkan kemarahan dan kesedihan mereka karena mayoritas warga kulit putih menolak seruan untuk memperhitungkan masa lalu kolonial berdarah di negara tersebut.

Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang

“Ini adalah hasil yang sulit, ini hasil yang sangat sulit,” kata direktur kampanye Yes23 Dean Parkin.

“Kami telah melakukan semua yang kami bisa dan kami akan bangkit dari ini,” katanya.

Leave a comment