Dampak Bencana Banjir dan Longsor di Sumatera Barat, 30 Orang Meninggal Dunia

By Alexander
2 Min Read
Proses evakuasi korban meninggal dunia yang tertimbun longsor di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Dok: BPBD Kabupaten Padang Pariaman)

Sejumlah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Barat dilanda bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak, Jumat (8/3/2024) lalu.

Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Provinsi Sumatera Barat, mengakibatkan 30 warga meninggal dunia.

Baca juga: Ini Daftar 25 Kelurahan di Jakarta Rawan Banjir, Imbas Hujan Deras

- Advertisement -

“Bencana ini cukup masif karena mengakibatkan korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan 3 orang di Kabupaten Padang Pariaman,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Padang, Senin (11/3/2024).

Selain menimbulkan korban jiwa, bencana hidrometeorologi tersebut juga turut merusak sejumlah insfrastruktur yang diperkirakan kerugian sementara mencapai Rp226 miliar lebih.

Menyikapi dampak bencana yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada BNPB merespon cepat kondisi yang terjadi.

Berdasarkan data BNPB, bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Provinsi Sumatera Barat terjadi di 12 kabupaten dan kota.

“Dari 12 kabupaten dan kota itu, lima di antaranya menetapkan status darurat,” kata Kepala BNPB Suharyanto.

Kelima daerah yang menetapkan status darurat tersebut, diantaranya Kabupaten Pesisir Selatan, Kota padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat.

Sementara berdasarkan keterangan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayahnya diakibatkan oleh beberapa faktor, di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Kemudian bencana hidrometeorologi ini juga terjadi akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik, sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik.

Baca juga: Tornado Pertama Terjadi di Indonesia, Apa Bedanya dengan Puting Beliung?

Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memperhatikan tata ruang wilayah.

Dari beberapa hasil pendataan di lapangan, pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya.

Leave a comment