Kehadirannya tidak hanya memberikan hiburan dan keberkahan rohani kepada para prajurit di medan perang, tetapi juga terkenal karena kepeduliannya yang besar terhadap anak-anak di panti asuhan. Ia berupaya mencarikan keluarga angkat bagi anak-anak yang tidak memiliki pengasuh.
Karena kepeduliannya terhadap anak-anak, Pastor Verbraak sangat dihormati oleh semua orang.
Menariknya, ada juga patung penghormatan bagi Verbraak yang pernah berada di Aceh, tepatnya di Simpang Pante Pirak dan Peunayong atau Simpang Lima. Namun, kini patung tersebut sudah tidak ada lagi.
Baca Juga: Cerita Horor Rumah Pondok Indah, Urban Legend Jakarta yang Penuh Misteri
Pada tahun 1907, Verbraak memutuskan untuk pensiun. Penglihatannya yang semakin buruk akibat usia lanjut menjadi salah satu alasan bagi pria yang mendapatkan penghargaan Ridder in de Orde van den Nederlandsche Leeuw.
Pada tahun 1922, Pemerintah Kota Rotterdam memberikan penghargaan kepada Pastor Verbraak sebagai warga kota teladan. Ide untuk mengenang jasanya kemudian muncul dari Dutch East Indian Army.
Mereka menggalang dana dan membangun patung Verbraak karya seniman G.J.W Rueb di Moulukken Park yang saat ini bernama Taman Maluku pada tanggal 27 Januari 1922.