Ganda Putra di All England
Dalam rinciannya, Tjun/Wahjudi meraih gelar pertama mereka pada tahun 1974 dengan membalas kekalahan melawan Hadinata/Chandra, 15-8 dan 15-6. Setahun kemudian kembali terjadi laga final antara kedua pasangan, namun tetap kemenangan diraih kembali oleh Tjun/Wahjudi di laga puncak, kali ini dengan skor 15-11 dan 15-5.
Dominasi Tjun/Wahjudi sempat terhenti, pada 1976 gelar juara menjadi milik pemain Swedia, Bengt Fröman/Thomas Kihlström. Kegagalan tersebut menjadi pecutan sehingga Tjun/Wahjuni kembali menggila dengan 4 gelar juara beruntun.
Mulai 1977 hingga 1980, secara berurutan Tjun/Wahjudi mengalahkan Hadinata/Chandra (1977 dan 1978), Stefan Karlsson/Claes Nordin (1979) asal Swedia, dan Stevens/Tredgett (1980). Di tahun berikutnya, Tjun/Wahjudi terpaksa harus memberikan deretan kemenangannya terhadap rekan senegara.
Pada 1981, Rudy Heryanto/Hariamanto Kartono berhasil mengalahkan saudara senegara dengan perolehan terbaik selama 7 tahun. Hingga tiga tahun kemudian, Heryanto/Kartono menundukkan Mike Tredgett/Martin Dew asal Inggris.
Baca juga: Menuju Final All England 2024, Jonatan Bocorkan Kuncinya
Puasa selama delapan tahun, Ganda Putra Indonesia kembali naik ke podium tertinggi All England. Kejuaraan edisi 1992 ini diraih Rudy Gunawan/Eddy Hartono dengan mengalahkan Jan Paulsen/Henrik Svarrer.
Rudy Gunawan kemudian juara lagi pada edisi 1994, tapi kali ini berpasangan dengan Bambang Suprianto. Mereka mengalahkan Ricky Subagja/Rexy Mainaky lewat straight game.
Kisah Ricky/Rexy mirip dengan Tjun/Wahjudi. Usai gagal di final, mereka lantas bangkit di tahun berikutnya. Terbukti 2 gelar juara didapat Ricky/Rexy pada tahun 1995 dan 1996.
Setelah era Ricky/Rexy, 3 gelar lain masih bisa dibawa pulang Indonesia hingga awal 2000-an. Masing-masing lewat aksi Candra Wijaya/Tony Gunawan (1999), Tony Gunawan/Halim Haryanto (2001), dan Candra Wijaya/Sigit Budiarto (2003).