R.A. Kartini (25)
R.A. Kartini, wanita tangguh dari keluarga ningrat Jepara, dikenal karena perjuangannya dalam memajukan hak dan emansipasi perempuan. Melalui tulisannya, pemikiran Kartini menyebar hingga ke Belanda. Kartini sering mengirim surat kepada temannya di Belanda, serta mengirimkan tulisannya ke media lokal di sana.
Ia mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak perempuan untuk mewujudkan cita-citanya. Kartini meninggal pada usia 25 tahun, tiga hari setelah melahirkan putranya, pada 17 September 1904. Setelah wafat, surat-suratnya dibukukan dan dikenal dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang.”
Baca Juga: 5 Peristiwa dan Momentum Penting Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia
Abdul Halim Perdanakusuma (25)
Halim Perdanakusuma adalah seorang pilot andalan TNI AU. Setelah kembali ke Tanah Air, ia bergabung dengan angkatan udara dan membuka hubungan luar negeri untuk mencari senjata bagi pejuang kemerdekaan. Pesawat yang ia tumpangi jatuh saat perjalanan pulang dari tugas negara di Malaysia bersama opsir Iswahyudi pada 14 September 1947, saat usianya 25 tahun.
Pierre Tendean (26)
Pierre Tendean adalah ajudan Jenderal Nasution yang tewas dalam peristiwa G-30S saat berjaga di rumah Jenderal Nasution. Kelompok penyerang diduga salah tangkap, mengira Pierre adalah Nasution, sehingga ia dibunuh di Lubang Buaya bersama Pahlawan Revolusi lainnya.
Kisah-kisah para pahlawan di atas adalah sebagian kecil dari banyak pahlawan lainnya yang telah gugur demi kemerdekaan Indonesia.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.