INVERSI.ID – Seorang siswa SD di Medan sempat diberi sanksi belajar di lantai karena kabarnya menunggak uang SPP. Tapi, kabar baiknya, kini SPP-nya sudah lunas, bahkan sampai dijamin hingga tamat SMA.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat siswa SD itu duduk di lantai di dalam ruang kelas. Video tersebut direkam oleh orang tua siswa tersebut dan langsung menarik perhatian netizen.
Setelah video tersebut viral, banyak bantuan datang untuk membantu siswa itu. Salah satunya adalah dari Partai Gerindra Sumut yang melunasi tunggakan SPP selama 3 bulan.
Ketua DPD Gerindra Sumut, Ade Jona Prasetyo, bahkan langsung mengunjungi sekolah tersebut. Ia menyampaikan bahwa pihaknya, bersama dengan Pemkot Medan, memberikan beasiswa untuk siswa tersebut hingga ia tamat SMA.
“Kami kasih beasiswa hingga tamat SMA,” ucap Jona di Medan, Sabtu (11/1/2024).
Jona juga mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan orang tua siswa dan pihak sekolah. Masalah yang terjadi antara kedua belah pihak pun telah diselesaikan secara damai.
“Kami berharap beasiswa ini bisa membantu adik kita menyelesaikan pendidikannya, bahkan sampai ke jenjang kuliah jika memungkinkan,” tambahnya.
Kejadian ini bermula dari laporan bahwa seorang siswa SD swasta di Jalan STM, Kota Medan, diminta belajar di lantai oleh wali kelasnya. Hal ini dikarenakan siswa tersebut belum melunasi uang SPP selama 3 bulan.
Orang tua siswa, Kamelia (38), mengungkapkan bahwa anaknya telah belajar di lantai selama 3 hari sebelum akhirnya kasus ini terungkap. Ia mengaku tidak mengetahui hal tersebut sebelumnya.
Kamelia menjelaskan bahwa anaknya diminta belajar di lantai karena belum mengambil rapor. Menurut wali kelas, aturan di sekolah tersebut menyatakan bahwa siswa yang belum mengambil rapor tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar di kelas.
Setelah viral, cerita ini berakhir bahagia dengan banyaknya bantuan yang datang. Tidak hanya SPP yang dilunasi, siswa tersebut juga mendapatkan beasiswa hingga SMA. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih bijak dalam menangani masalah pendidikan.***