Ekonomi Indonesia
Menko Airlangga Hartarto juga menyampaikan bahwa Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur sebagai salah satu leading indicator dalam perekonomian juga masih konsisten berada pada level yang ekspansif di angka 52,9 poin. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara lainnya seperti China sebesar 51,4, Korea Selatan sebesar 49,4, dan Malaysia sebesar 49 poin.
Lebih lanjut, capaian pertumbuhan ekonomi nasional secara regional juga menunjukkan perkembangan yang kuat dengan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari triwulan I-2023 pada sejumlah wilayah yakni Kalimantan, Maluku dan Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Selain itu, wilayah Maluku-Papua juga mengalami pertumbuhan signifikan mencapai 12,15% yang berasal dari hasil aktivitas pertambangan di wilayah tersebut, serta Pulau Jawa juga masih menduduki peran sebagai kontributor tertinggi terhadap PDB Nasional yakni sebesar 57,70%.
Baca juga: Miliki Kontribusi Signifikan, Menko Airlangga Berharap Sektor Retail jadi Tulang Punggung Ekonomi
Berbekal capaian pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga, Pemerintah melalui Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2024-2045 telah menetapkan sebuah visi Indonesia Emas 2045, dengan sasaran yang akan dicapai pada tahun 2045 yakni memiliki PDB Nominal sebesar USD9,8 triliun dan GNI Per kapita sebesar USD30.300.
Untuk dapat merealisasikan target menjadi High Income Country jelang 2045, pertumbuhan ekonomi per tahun harus didorong pada kisaran 6-7% disertai investasi yang terus tumbuh.