Inversi.id – Soesantiningsih alias Mami Santi, terdakwa kasus prostitusi di Royal KTV Surabaya divonis empat bulan penjara.
Vonis ini pun seperti anti klimaks bagi kepolisian yang telah mengungkap kasus prostitusi di tempat karaoke yang berada di pusat Kota Pahlawan itu.
Hukuman yang dijatuhkan kepada Mami Santi itu berbanding terbalik dengan kerja keras polisi.
Ketua Majelis Hakim Wiyanto dalam amar putusannya menyatakan bahwa terdakwa Soesantiningsih alias Mami Santi terbukti bersalah melakukan tindak pidana sengaja memudahkan perbuatan cabul dan menjadikannya sebagai pekerjaan.
Dalam sidang tersebut yang digelar pada 1 Oktober 2024 di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Mami Santi hanya divonis hukuman penjara selama 4 bulan.
“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Soesantiningsih alias Mami Santi oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 bulan,” kata Hakim Wiyanto seperti dikutip dari situs penelusuran perkara PN Surabaya, Selasa (15/10/2024).
Vonis tersebut nampaknya sejalan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Erna Trisnaningsih dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim.
Pasalnya pada sidang sebelumnya, JPU Erna menuntut Mami Santi dengan hukuman 6 bulan penjara karena terbukti bersalah sengaja memudahkan perbuatan cabul dan menjadikannya sebagai pekerjaan sebagaimana dalam dakwaan pasal 296 KUHP.
Selain hukuman penjara, Hakim Wiyanto juga memutuskan pengembalian barang bukti, termasuk dua unit ponsel (OPPO Reno 8T dan iPhone 15 Pro Max), sejumlah pakaian dalam, dan uang tunai total Rp 4.850.000.
Selain itu, Hakim Wiyoto juga memerintahkan agar dokumen-dokumen perusahaan PT Royale Berjaya Surabaya terkait izin usaha dikembalikan kepada AM Ondro Winardi.
Diketahui, Soesantiningsih alias Mami Santi merupakan mami di Royal KTV. Ia ditetapkan sebagai tersangka usai Subdit Renakta IV Ditreskrimum Polda Jatim berhasil membongkar sindikat prostitusi pada Juni 2024.
Mami Santi dijadikan tersangka lantaran menjajakan Lady Companion (LC) yang merupakan anak buahnya untuk layanan prostitusi.
Hal itu diungkap oleh Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Wahyu Hidayat beberapa waktu lalu.
“Seperti yang telah saya jelaskan bahwa kita hanya menjerat SAN (Soesantiningsih alias Mami Santi) selaku mami dari dua wanita yang bekerja sebagai LC,” kata Wahyu.
Menurut dia, dua LC tersebut dipekerjakan oleh Mami Santi untuk melakukan aksi prostitusi di salah satu hotel di Surabaya pusat.
“Sebenarnya LC ini pekerjaannya menemani pelanggan untuk bernyanyi dan minum di Royal KTV. Tetapa kemudian juga di jual,” jelas Wahyu.
Namun Mami Santi ternyata juga menawarkan dua LC tersebut ke pelanggan untuk booking out ke hotel. Nah, dari situ Mami Santi memberikan tarif yang bervariasi agar dia mendapat keuntungan tambahan dari pekerjaan LC menemani tidur pelanggan.
Dalam kasus itu, penyidik menjerat Mami Santi dengan pasal 2 ayat 1 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
“Pasal yang kita terapkan, karena ada aksi portitusi, ada unsur penjualan orang (LC) dengan menguntungkan pihak pelaku atau dalam hal ini adalah yang bersangkutan (Mami Santi),” tandas Wahyu.