Netizen Ikut Bereaksi
Cuitan Ernest pun segera mendapatkan perhatian luas dari warganet.
Banyak yang mengomentari sindiran tersebut dengan nada setuju. Salah satu pengguna X, @sofar****, menulis, “Lagi-lagi rakyat dibenturkan dengan rakyat. Kalau nauzubillahiminzalik kejadian lagi, pejabat tinggal bilang, ‘Kan sudah dibilang jangan mau pakai bus tak layak jalan’.”
Pengguna lainnya, @har****he, menambahkan, “Orang piknik itu ya tinggal nunggu bus datang, naik, dan jalan. Masak bus datang kudu ngecek minyak rem, tabung rem angin, kaki-kaki, suspensi, kampas rem, radiator, dan 164 titik pemeriksaan lainnya. Rasido mangkat piknik.”
Akun @nugrahaviaeka juga turut mengkritik, menyatakan bahwa Dinas Perhubungan seharusnya rutin melakukan inspeksi mendadak ke perusahaan otobus (PO) untuk menekan jumlah bus tak layak jalan. Ia menceritakan pengalamannya saat menyewa bus untuk tur yang ternyata tidak sesuai dengan pesanan.
“Bus enggak kuat nanjak, alhasil penumpang pada turun bantu dorong. Dari sopir diketahui bahwa ternyata itu bus cadangan bukan yang kami pesan. Saat ini, PO busnya masih eksis,” ujarnya.
Pernyataan Hendro Sugiatno muncul sebagai reaksi terhadap kecelakaan bus pariwisata yang ditumpangi rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, pada 11 Mei 2024. Kecelakaan yang diduga disebabkan oleh rem blong tersebut menewaskan 11 orang dan membuat empat orang lainnya mengalami luka berat.
Kritik dari Ernest Prakasa dan tanggapan warganet ini menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam memastikan keselamatan transportasi umum, serta menunjukkan kekhawatiran masyarakat terhadap tanggung jawab yang harus dipikul terkait keamanan kendaraan yang mereka gunakan.