Amerika Serikat (AS) dan Inggris melakukan aksi penyerangan terhadap sejumlah lokasi yang menjadi basis pemberontakan Houthi di Yaman pada Jumat, 12 Januari 2024.
Serangan itu pun diketahui sebagai pembalasan atas serangan terhadap kapal komersial di Timur Tengah selama hamir 3 bulan. Serangan pun datang dari udara, permukaan dan permukaan laut.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan di Yaman itu karena respons terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal kargo yang melintasi Laut Merah sejak November lalu.
Lalu bagaimana fakta-fakta AS dan Inggris menyerang Houthi di Yaman dengan menggunakan jet tempur hingga rudal tomahawk? Berikut rangkumannya.
Jet Tempur hingga Rudal Tomahawk Dikerahkan
Dalam penyerangan itu, rudal jelajah Tomahawk dan jet tempur yang diluncurkan dari kapal perang menghantam lebih dari 12 lokasi termasuk ibu kora Yaman, Sanaa dan Hudaydah, benteng pelabuhan yang dikuasai oleh Houthi di Laut Merah.
Diketahui bahwa kelompok Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman dan mendukung sekutunya, Hamas dengan menargetkan kapal-kapal yang menuju ke Israel.
Tomahawk merupakan peluru kendali strategis terbang rendah buatan perusahaan Raytheon yang diluncurkan dari kapal angkatan laut atau kapal selam untuk menyerang sasaran di darat.
Tomahawk adalah senjata jarak jauh tanpa awak sepanjang 5,6 meter dan memiliki jangkauan hingga sekitar 2.400 km. Ia dapat melaju secepat 885 km per jam.