Belum lama ini media sosial dihebohkan oleh sebuah video yang memperlihatkan Gubernur Sumatera Barat (sumbar) Mahyeldi Ansharullah diusir oleh mahasiswa saat menghadiri acara Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK).
Diketahui bahwa kejadian itu terjadi di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek, Bukittinggi.
Lewat video yang beredar, Mahyeldi Ansharullah terlihat duduk di atas panggung di Student Center UIN Bukittinggi. Ratusan mahasiswa baru juga terlihat memakai putih hitam.
Lalu bagaimana fakta-fakta Gubernur Sumbar ditolak oleh mahasiswa UIN Bukittinggi? Berikut rangkumannya.
Mahasiswa Orasi dan Tolak Kedatangan Mahyeldi
Kemudian salah seorang mahasiswa berorasi dan menolak Mahyeldi. Saat mahasiswa itu berorasi, seluruh mahasiswa yang ada bersorak dan memberi tepuk tangan.
Tuntut Tuntaskan Masalah PSN
Mahasiswa itu pun menyampaikan sejumlah tuntutan ke Gubernur, seperti menuntaskan masalah Proyek Strategis Nasional (PSN) di Pasaman Barat.
Bahkan tuntutan itu pun dituangkan dalam spanduk yang bertuliskan ‘Tuntaskan Isu PSN Pak Gub’.
Aksi penolakan Gubernur dibenarkan oleh Presiden Mahasiswa UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi, Ahmad Zaki.
“Benar, aksi ini dilakukan oleh mahasiswa UIN Sjech M Djamil Padang karena berhubungan dengan Proyek Strategis Nasional,” katanya kepada awak media.
Tolak Kedatangan Gubernur sebelum Proyek PSN Selesai
Pihaknya juga menolak kedatangan Gubernur Sumbar Mahyeldi hingga permasalahan PSN di Pasaman Barat selesai.
“Sebelum permasalahan PSN selesai, kami mahasiswa akan menolak keras kedatangan Gubernur Mahyeldi di kampus,” ungkapnya.
Dipanggil Rektor UIN
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi Ridha Ahida bertemu dengan Ahmad Zaki. Mahasiswa yang menolak kedatangan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) di kampusnya.
Ridha pun menegor Ahmad Zaki atas ulahnya itu dan tak terima tamunya dipermalukan. Awalnya Ridha bertanya sikap Ahmad Zaki yang menolak kedatangan Mahyeldi untuk mengisi materi pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK).
Zaki pun menanggapi bahwa dirinya menolak kedatangan Mahyeldi karena yang bersangkutan enggan masyarakat Air Bangis saat aksi di Padang.
“Kami selama lima hari di Padang berjuang dengan masyarakat Air Bangis dia tidak mau datang. Namun di sini ketika dikasih panggung dia mau datang. Dia juga orang yang mengusung isu proyek strategis itu, berapa banyak orang yang tertindas sama dia,” kata Zaki.