Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan bahwa lokasi longsor di Tol Bocimi Km 64 telah memasuki zona kerentanan terhadap gerakan tanah. Kondisi ini diduga disebabkan oleh erosi akibat tingginya curah hujan.
Kondisi kerentanan tanah di sekitar lokasi dikategorikan sebagai menengah, ditandai dengan warna kuning pada peta gerakan tanah.
“Di sini dapat diartikan bahwa (lokasi) mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terjadi gerakan tanah,” ujar Kepala Tim Kerja Gerakan Tanah PVMBG, Oktory Prambada, dilansir Antara.
Oktory menjelaskan bahwa gerakan tanah dapat terjadi terutama di daerah yang berdekatan dengan lembah sungai, tebing jalan, atau saat lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama pun bisa aktif kembali, terutama setelah curah hujan yang tinggi.
Baca Juga: 155 Ribu Personel Gabungan TNI-Polri Amankan Mudik Lebaran 2024, Ini Pesan Kapolri
Menurutnya, lokasi kejadian gerakan tanah berada pada bagian permukaan yang merupakan endapan vulkanik Gunung Gede Pangrango, dan ada banyak faktor yang menyebabkan suatu daerah termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah.
Beberapa faktor pengontrol meliputi geomorfologi, geologi dan struktur geologi, pelapukan, jenis tanah atau batuan, geohidrologi, serta tata guna lahan.
Pemicu gerakan tanah bisa berasal dari getaran atau gempa bumi, curah hujan, aktivitas manusia, dan infiltrasi air ke dalam lereng.
“Longsor diduga terjadi karena gerusan air akibat curah hujan yang lebat di sekitar lokasi,” ungkap Oktory.
Baca Juga: Perketat Pengamanan di Pelabuhan Bakauheni Jelang Mudik Lebaran 2024, Polisi: Berikan Rasa Aman
Pada tanggal 3 April 2024, sekitar pukul 20.00 WIB, terjadi gerakan tanah atau longsor di Tol Bocimi Km 64-600 A, tepatnya di Tol Parungkuda arah Sukabumi, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Polres Sukabumi memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun satu penumpang mengalami luka.
Selain itu, satu truk dan satu MPV mengalami kecelakaan tunggal karena terkejut dan mencoba menghindar ke kanan, sehingga menabrak median jalan.
PT Trans Jabar Tol menyatakan bahwa mereka masih mengidentifikasi dampak dari longsor terhadap lajur lainnya dan sedang melakukan tindakan perbaikan agar lajur yang terkena longsor dapat segera diperbaiki dan digunakan kembali.