Flexing dan Perubahan Pola Pikir Generasi Muda
Flexing nggak cuma berdampak pada kesehatan mental, tapi juga bisa mengubah cara pandang kalian terhadap kehidupan. Pakar pendidikan Dr. Ken Robinson menjelaskan bahwa perbandingan sosial yang terus-menerus bisa ngerusak pola pikir kreatif dan mengalihkan fokus dari hal-hal yang lebih penting, seperti belajar, berkembang, atau mengejar impian yang lebih bermakna.
Alih-alih fokus pada pencapaian pribadi yang positif, kita malah sibuk membandingkan diri dengan orang lain yang kelihatannya “lebih sukses.”
Jadi, daripada terlalu fokus pada barang atau status sosial, lebih baik kita fokus sama hal-hal yang membangun diri kita sendiri. Misalnya, mengembangkan keterampilan, belajar hal baru, atau berinvestasi pada kesehatan mental dan fisik.
Meskipun flexing mungkin terlihat menggiurkan, ada beberapa cara yang bisa kalian coba supaya nggak terjebak dalam dampak negatifnya:
- Jaga Perspektif: Ingat, apa yang kalian lihat di media sosial belum tentu gambaran lengkap dari kehidupan seseorang. Banyak yang cuma memamerkan sisi “baik” mereka aja, bukan realita sehari-hari yang penuh tantangan.
- Fokus pada Diri Sendiri: Daripada sibuk ngeliatin kehidupan orang lain, coba fokus sama pencapaian pribadi. Apapun yang kalian capai—baik itu belajar lebih giat, mendapatkan teman baru, atau mencapai tujuan kecil—itu lebih berharga daripada sekedar pamer di media sosial.
- Jangan Terjebak Peer Pressure: Terkadang kita merasa tertekan buat ikut-ikutan flexing karena teman-teman atau tren. Tapi, coba deh pikir ulang, apakah itu hal yang benar-benar penting buat hidup kalian? Jika jawabannya nggak, lebih baik fokus pada hal-hal yang lebih bermakna.
- Gunakan Media Sosial dengan Bijak: Media sosial bisa jadi alat yang keren buat belajar atau berbagi inspirasi, bukan cuma buat pamer. Cobalah untuk jadi versi terbaik dari diri kalian tanpa perlu membandingkan hidup kalian dengan orang lain.
- Waktu yang Tepat untuk Berhenti Flexing
Fenomena flexing nggak bakal hilang begitu aja, karena media sosial tetap ada dan makin berkembang. Tapi, yang penting adalah, kita bisa sadar dan bijak dalam menghadapinya.
Kalau kalian merasa tertekan atau cemas karena sering ngebandingin hidup kalian dengan orang lain, itu saat yang tepat buat mundur sebentar dan lebih fokus ke diri sendiri.
Laura Markham juga menekankan pentingnya untuk selalu menghargai diri sendiri dan belajar mengapresiasi pencapaian kecil yang sudah kita raih. Itu jauh lebih berharga daripada sekedar pamer hal-hal material.
Fenomena flexing mungkin menjadi bagian dari gaya hidup anak muda zaman sekarang, tapi jangan sampai itu mengganggu kesehatan mental dan perkembangan diri kalian.
Daripada sibuk pamerin hal-hal yang belum tentu bermanfaat, lebih baik fokus ke hal-hal yang bisa bikin kalian berkembang dan lebih bahagia. Jadi, mulai sekarang, yuk, kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan nggak terjebak dalam perbandingan yang nggak perlu.***