Pamitan
Sebelum berangkat, Ferry merasa yakin bahwa tidak akan ada hal buruk yang terjadi dan seperti biasa, ia sempat berpamitan kepada sang ibu.
“Jadi selama mama terbaring, hampir dua tahun ini setiap saya touring motoran selalu pamit sama Mama. Selalu saya bisikin sama mama. Nah, kemarin pas saya mau berangkat juga saya masih izin,” kenang Ferry.
Namun, setibanya di Sulawesi, Ferry mulai merasakan sesuatu yang aneh. Banyak notifikasi yang masuk ke ponselnya, termasuk pengingat untuk wudhu dan sholat Maghrib. Kabar kepulangan Nin Ipit baru ia ketahui setelah mendapat pesan langsung dari putri tercintanya, Leya.
“Habis sholat, ada notif dari anak saya Leya, langsung lemas. Tapi enggak bisa ngejar pesawat karena harus kembali lagi ke Kendari, nyari pesawat, tapi ternyata pesawatnya enggak ada. Dan hari ini saya berangkat pesawat first flight,” ceritanya.
Ibunda Ferry Maryadi, Rospita, telah dimakamkan setelah sholat Dzuhur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta.
Meskipun tak bisa berada di sisi sang ibu saat-saat terakhir, Ferry tetap menyampaikan perpisahan terakhir dengan penuh ketulusan, berharap bisa bertemu kembali di kehidupan yang akan datang.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.