INVERSI.ID – Penurunan berat badan drastis tanpa upaya khusus sering dialami oleh pasien kanker. Hal ini terjadi karena berbagai faktor yang saling berkaitan, terutama akibat pengaruh racun yang dihasilkan oleh sel kanker. Racun tersebut, yang dikenal sebagai sitokin, berdampak pada metabolisme tubuh pasien, menyebabkan gangguan dalam pengolahan karbohidrat, protein, dan lemak.
Meskipun pasien kanker telah berusaha makan dalam jumlah cukup, mereka tetap kesulitan untuk menambah berat badan. Ini disebabkan karena sel kanker melepaskan racun yang mengganggu fungsi metabolisme tubuh.
Akibatnya, protein dalam otot mulai terurai, lemak di tubuh semakin tipis, dan kadar gula darah pun meningkat. Sel kanker juga menggunakan lebih banyak energi dibandingkan sel sehat, sehingga tubuh membakar lebih banyak kalori bahkan saat sedang beristirahat.
Selain itu, pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radiasi juga memberikan dampak besar pada berat badan. Efek samping dari pengobatan ini sering menyebabkan hilangnya nafsu makan karena rasa mual yang berlebihan. Tubuh pasien pun tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, membuat mereka semakin kurus.
Baca Juga: Kanker Payudara pada Pria: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Deteksinya
Sitokin juga berperan dalam menyebabkan hiperkoagulasi, yaitu kondisi di mana darah mudah menggumpal, meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Dengan metabolisme yang terganggu dan energi yang terserap oleh sel kanker, pasien mengalami penurunan massa otot yang signifikan, sehingga tubuh menjadi sangat kurus.
Tidak hanya penurunan berat badan, pasien kanker juga rentan terhadap infeksi. Hal ini terjadi karena daya tahan tubuh melemah akibat penurunan jumlah sel darah putih yang bertugas melawan infeksi. Jika jumlah lekosit menurun, risiko terkena penyakit lain meningkat.
