Jika Anda mengalami gejala mirip flu seperti nyeri otot, kelelahan, atau nyeri sendi, jangan langsung memulai aktivitas fisik intens. Kembalilah secara bertahap setelah gejala mulai mereda. Dalam kasus penyakit berat seperti pneumonia atau jika Anda pernah dirawat di rumah sakit, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum kembali berolahraga.
Bagi yang pernah terpapar COVID-19, panduan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk menilai tingkat keparahan sebelum beraktivitas normal kembali. Jika Anda tidak menunjukkan gejala, mencoba berolahraga tiga hari setelah hasil tes positif mungkin aman.
Namun, jika gejala serius yang melibatkan paru-paru atau jantung seperti sesak dada atau batuk terus-menerus muncul, tunggu hingga gejala-gejala tersebut benar-benar hilang.
Baca Juga: 6 Bahaya Squat Jump Terlalu Banyak, Bisa Sebabkan Kematian?
Dr. Tanya Melnik dari M Health Fairview di Minnesota menyarankan untuk memeriksa tingkat energi sebelum mulai berolahraga setelah sakit. Cobalah melakukan aktivitas ringan seperti naik turun tangga atau berdiri selama beberapa menit. Jika merasa sangat lelah setelahnya, itu tanda bahwa tubuh belum siap untuk olahraga.
Selain itu, lakukan tes bicara saat berolahraga. Jika Anda kesulitan berbicara selama latihan, mungkin intensitasnya terlalu tinggi dan perlu dikurangi.
Mendengarkan sinyal dari tubuh adalah kunci utama dalam menentukan kapan harus beristirahat atau melanjutkan olahraga saat sakit. Mengabaikan tanda-tanda seperti demam, nyeri otot, atau gejala serius lainnya bisa memperpanjang proses pemulihan. Jadi, kenali batas tubuh Anda, dan jangan ragu untuk memberikan waktu bagi tubuh untuk pulih sebelum kembali berolahraga.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.
