Beberkan Alasan Penetapan Idul Fitri 2024 Lebih Awal, Ketum PP Muhammadiyah: Ini Normal Terjadi

By DP
3 Min Read
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengungkapkan alasan di balik penetapan Hari Raya Idul Fitri 1445 H lebih awal daripada keputusan pemerintah. (Foto: Antara)

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengungkapkan alasan di balik penetapan Hari Raya Idul Fitri 1445 H lebih awal daripada keputusan pemerintah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, secara langsung menjelaskan hal ini melalui video di saluran YouTube Muhammadiyah Channel di Jakarta, pada Minggu, April 2024.

“Maklumat Muhammadiyah ini normal terjadi dilakukan, karena kami menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal,” ungkapnya.

- Advertisement -

Baca Juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Hari Raya Idul Fitri 1445 H pada 9 April 2024

Haedar menegaskan bahwa penetapan yang lebih awal oleh Muhammadiyah tidak dimaksudkan untuk mendahului atau meninggalkan pihak lain dalam penetapan Idul Fitri 2024.

“Ini hal yang lumrah terjadi setiap tahun, sebagaimana juga berbagai organisasi Islam itu mengeluarkan kalender, baik kalender hijriah yang berisi tanggal dalam hijriah yang ada irisan dengan ritual ibadah, atau mungkin juga kalender miladiyah (masehi) yang terkait dengan tanggal yang menyangkut kegiatan publik,” tambahnya.

Haedar menekankan bahwa kesamaan dan perbedaan dalam penentuan tanggal tersebut seharusnya menjadi ajang bagi umat Muslim untuk bersikap toleran, saling menghormati, dan menghargai keragaman dalam pelaksanaan ibadah.

“Sehingga, pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam beribadah,” ujarnya.

Untuk menyelesaikan masalah perbedaan tersebut, Muhammadiyah terus mendorong upaya menuju Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Baca Juga: Sejarah Berdiri Masjid Aolia Gunungkidul, Viral Usai Tentukan Lebaran Via Telepon Allah

Menurutnya, KHGT diharapkan tidak hanya berlaku untuk Indonesia, tetapi juga untuk umat Islam di seluruh dunia, sehingga perbedaan tersebut tidak terus berulang.

“Satu kalender global itu seperti juga kalender miladiyah (masehi). Sehingga, tidak lagi ada perbedaan dan tidak lagi ada kegiatan yang bersifat membuat kita ikhtilaf atau berbeda dalam penentuan,” tambah Haedar Nashir.

Leave a comment