Cerita Terowongan Casablanca, yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, yang berawal dari sosok Astari yang dibunuh sang mantan akibat tak mau gugurkan kandungan, menjadi sebuah cerita angker dan penuh dengan misteri hingga kini.
Banyak yang katakan, area Terowongan Casablanca adalah bangunan bekas Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Menteng Pulo yang oleh Pemerintah DKI Jakarta memindahkan kuburan massal ke lokasi lain.
Cerita Terowongan Casablanca
Menurut cerita yang beredar, Terowongan Casablanca berawal dari seorang lelaki paruh baya yang tidak diketahui identitasnya pernah bunuh diri di Terowongan Casablanca.
Namun ada cerita Terowongan Casablanca versi lain. Yakni, seorang perempuan bernama Astari yang dibunuh sang mantan akibat tak mau gugurkan kandungan.
Baca Juga: Fakta-Fakta Oklin Fia, Selebgram yang Viral Jilat Batang Es Krim
Hingga kini, banyak yang percaya jika seorang pengendara tidak membunyikan klakson sebanyak 3 kali, akan bertemu dengan sosok kuntilanak yang menyeramkan hingga akan alami kecelakaan.
Astari yang dibunuh sang mantan akibat tak mau gugurkan kandungan, dalam cerita Terowongan Casablanca yang diangkat menjadi sebuah film pada 2007 silam, menceritakan sosok Astari yang gentayangan menjadi kuntilanak dan mulai teror sang mantan kekasih dan sejumlah orang terdekat.
Misteri cerita Terowongan Casablanca yang lainnya, menyebutkan ada seorang gadis yang diperkosa secara bergiliran oleh sekelompok pemuda hingga tewas.
Lalu, oleh para pemuda tersebut mayat sang gadis dibuang dan menjadi gentayangan arwahnya demi membalas dendam.
Kuntilanak Merah
Cerita Terowongan Casablanca yang erat kaitannya dengan kuntilanak merah, yang kerap ganggu para pengguna jalan dengan menampakkan sosoknya.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Sebab, sang kuntilanak merah adalah penunggu Terowongan Casablanca.
Akibatnya, hingga kini banyak masyarakat yang percaya jika segala penyebab kecelakaan adalah ulah para makhluk gaib, yang tak bunyikan klakson sebanyak 3 kali sebagai bentuk menghargai para penghuninya.