INVERSI.ID – Gangguan kejiwaan menjadi salah satu masalah kesehatan yang semakin mendesak di seluruh dunia. Menariknya, pria dan wanita ternyata memiliki risiko yang berbeda terhadap jenis-jenis gangguan mental sepanjang hidup mereka.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan di The Lancet Regional Health – Europe oleh peneliti dari Institute for Environmental Medicine (IMM), Karolinska Institutet, menemukan bahwa perbedaan ini bisa dipengaruhi oleh usia, jenis gangguan mental, status sosial ekonomi, dan periode kalender.
Penelitian ini mengungkap bahwa pria lebih rentan terhadap gangguan perkembangan saraf, sementara wanita lebih sering mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Hasil ini mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara jenis kelamin dan risiko gangguan mental, di mana faktor-faktor biologis dan sosial turut berperan.
Baca Juga: Miris, Kakak Adik Gangguan Jiwa di Sukabumi Dikurung 5 Tahun di Kandang Kambing
Menurut penelitian yang dilansir dari Antara, sebagian besar bukti yang ada sebelumnya lebih berfokus pada prevalensi atau seberapa banyak kasus gangguan kejiwaan terjadi di populasi.
Sayangnya, pendekatan ini kurang memisahkan antara kasus baru (insiden) dan kasus yang sudah ada atau berulang.
Akibatnya, penelitian sebelumnya kurang memberikan gambaran yang jelas kapan waktu terbaik untuk melakukan skrining dan intervensi demi mengurangi kesenjangan gender dalam gangguan mental.