Hobi Mager? Waspada Risiko Kematian Dini Akibat Gaya Hidup Sedentari

By DP
3 Min Read
Kebiasaan malas gerak atau sering disebut mager semakin umum terjadi di era modern ini. Meski terlihat sepele, ternyata gaya hidup sedentari seperti duduk terlalu lama atau sering rebahan bisa berdampak buruk pada kesehatan. Dokter bahkan mengingatkan bahwa kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kematian dini. (Foto: Pixabay)

INVERSI.ID – Kebiasaan malas gerak atau sering disebut mager semakin umum terjadi di era modern ini. Meski terlihat sepele, ternyata gaya hidup sedentari seperti duduk terlalu lama atau sering rebahan bisa berdampak buruk pada kesehatan. Dokter bahkan mengingatkan bahwa kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Aktivitas fisik sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebaliknya, jarang bergerak alias mager dapat mengganggu sistem sirkulasi darah, menyebabkan penyakit metabolisme, hingga memicu kondisi kronis lainnya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 33,5 persen masyarakat Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik, angka ini terbilang tinggi.

Baca Juga: Mager Keluar Rumah, Ini Rekomendasi Film untuk Nobar Malam Tahun Baru 2024

- Advertisement -

Tidak hanya di Indonesia, gaya hidup sedentari juga menjadi masalah global. Di Amerika, survei 2017-2020 menunjukkan bahwa 25,3 persen penduduk memiliki gaya hidup kurang aktif. Di Eropa, sekitar 1 dari 3 orang menghabiskan banyak waktu untuk duduk atau bermalas-malasan.

Penyakit Akibat Mager

Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mager bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit serius seperti jantung, diabetes, bahkan kanker. Hal ini berhubungan dengan durasi waktu duduk yang berlebihan.

Leave a comment