INVERSI.ID – Saat tubuh mulai menunjukkan gejala sakit, penting untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berolahraga. Gejala ini dapat menjadi indikator untuk menentukan batas aman dalam beraktivitas fisik.
Dr. Amy Comander, direktur program pengobatan gaya hidup di Rumah Sakit Umum Massachusetts, menyarankan agar kita melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi tubuh, termasuk melakukan yang disebut “pemeriksaan leher”.
Batas berolahraga
Gejala di Atas Leher vs di Bawah Leher
Jika gejala sakit hanya berada di atas leher—seperti hidung meler, hidung tersumbat, atau sakit tenggorokan—Anda mungkin masih dapat berolahraga, asalkan merasa siap.
Namun, jika gejala muncul di bawah leher, seperti nyeri otot, peningkatan detak jantung, atau demam, ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang berjuang melawan infeksi. Berolahraga dalam kondisi ini dapat memperlambat pemulihan.
Dr. Greg Summerville, dokter kedokteran olahraga di Universitas North Carolina di Chapel Hill, menekankan bahwa demam 100 derajat Fahrenheit (37,7 derajat Celsius) atau lebih tinggi merupakan sinyal jelas untuk beristirahat, meskipun gejalanya tampak ringan.
Jika Anda mengalami muntah atau diare, sebaiknya lebih berhati-hati karena kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi yang parah.
Baca juga: Memahami Kanker Payudara: Gejala, Diagnosis, dan Pilihan Pengobatan