Lomba Melamun, Bentuk Perlawanan Sibuknya Kehidupan

By dwi kurnia
4 Min Read
Lomba melamun diminati banyak orang sebagai perlawanan terhadap sibuknya kehidupan yang dijalani. (Foto: Ilustrasi pria sedang melamun/Frepik)

Aturan lomba melamun

Lomba yang digelar pertama kali pada 2014 di Seoul ini, seiring berjalannya waktu diminati banyak publik. Lomba kedua diadakan berskala internasional diselenggarakan di Beijing, China, setahun setelahnya.

Lomba ini diadakan secara konsisten pada tahun-tahun sebelumnya. Uniknya, lokasi lomba tidak hanya di Korea Selatan, tapi juga merambat ke berbagai negara, seperti Tokyo (Jepang), Hong Kong, Taipei (Taiwan), serta Rotterdam (Belanda).

Jika biasanya melamun dianggap buang-buang waktu, lomba ini justru menarik minat publik. Lomba kali ini diikuti sedikitnya 117 orang yang terbagi dalam 77 tim. Sebelumnya, ada sekitar 2.800 tim yang mendaftar untuk ikut lomba.

- Advertisement -

Baca juga: Cek Harga Tiket Jakarta X Beauty 2024, Gak Bikin Dompet Tipis

Ada sejumlah aturan main yang mesti diikuti para peserta, seperti berdiam diri selama 90 menit. Selama itu pula peserta tidak boleh mengecek ponselnya, tertawa, tidur, mengobrol, bernyanyi atau menari, dan mengonsumsi minuman yang tak disediakan panitia. Peserta yang melanggar salah satu aturan ini akan langsung dieliminasi.

Calon pemenang ditentukan oleh audiens yang memantau lomba. Audiens diberi hak untuk memilih peserta yang dianggap layak menang. Sebanyak 10 peserta dengan suara terbanyak lantas diadu lagi dengan melihat catatan detak jantungnya yang diukur setiap 15 menit. Peserta dengan detak jantung paling stabil bakal didapuk sebagai pemenang.

Leave a comment