INVERSI.ID – Haul merupakan peringatan atas kematian seseorang yang biasanya diadakan setiap tahun. Tujuan utamanya adalah untuk mendoakan ahli kubur agar semua amal dan ibadah yang telah dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT.
Keluarga terdekat dari orang yang telah meninggal akan mengadakan acara haul pada hari dan tanggal yang disepakati, seringkali saat mereka memiliki waktu senggang untuk berkumpul.
Dalam konteks pesantren, haul juga diperingati untuk menghormati pendiri dan tokoh yang berjasa dalam perkembangan pesantren dan syi’ar Islam, biasanya bersamaan dengan acara tahunan seperti khataman kitab akhir tahun, pertemuan wali santri, atau dzikir akbar.
Dilansir dari laman NU Jawa Tengah, Selasa tradisi haul sendiri diadakan dengan berdasarkan hadits dari Rasulullah SAW. Rasulullah berziarah ke makam syuhada (orang-orang yang mati syahid) dalam perang Uhud dan makam keluarga Baqi’.
Baca juga: Jaga Kesehatan Usus, Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit
Beliau mengucap salam dan mendoakan mereka atas amal-amal yang telah mereka kerjakan. (HR. Muslim) Ada pula hadits lain yang diriwatkan oleh Al-Wakidi bahwa Rasulullah SAW mengunjungi makam para pahlawan perang Uhud setiap tahun.
Jika telah sampai di Syi’ib (tempat makam mereka), Rasulullah agak keras berucap: Assalâmualaikum bimâ shabartum fani’ma uqbâ ad-dâr. (Semoga kalian selalu mendapat kesejahteraan atas kesabaran yang telah kalian lakukan. Sungguh akhirat adalah tempat yang paling nikmat). Abu Bakar, Umar dan Utsman juga malakukan hal yang serupa. (Dalam Najh al-Balâghah, hlm. 394-396).
Baca juga: Cara Mengetahui Skincare yang Cocok, Panduan Lengkap untuk Kulit Sehat