Meja, Payung Hingga Tenda
Awalnya, pedagang di sini membuka lapak dengan menggunakan beberapa meja dan payung.
Mereka tidak langsung menjual barang antik, melainkan berdagang barang-barang loak seperti sendok, garpu, gelas, dan setrika.
Seiring berjalannya waktu, pasar ini semakin berkembang dan ramai dikunjungi oleh para pembeli.
Jumlah pedagang pun bertambah, dan perubahan bentuk lapak dari menggunakan payung dan meja menjadi menggunakan tenda, bangunan semi permanen, hingga kios permanen seperti saat ini.
Saat ini, terdapat sekitar 202 pedagang yang menjual berbagai jenis barang dengan harga bervariasi di sepanjang Jalan Surabaya, Jakarta.
Beragam Barang Antik
Barang-barang yang dijual di pasar ini sangat beragam, mulai dari ukiran kayu, patung kuningan, wayang, topeng, guci, lampu gantung, jam antik, hingga pernak-pernik retro seperti telepon jadul, gramophone, kaset jadul, dan mesin tik.
Harga barang juga bervariasi, mulai dari Rp 100 ribu hingga puluhan juta rupiah. Pasar ini tidak hanya menjadi tempat favorit bagi para kolektor barang antik atau orang tua, tetapi juga menarik minat anak muda dan pebisnis.
Banyak anak muda yang datang ke pasar ini untuk membeli barang-barang antik sebagai dekorasi kamar atau sudut rumah mereka, atau bahkan untuk memperkuat suasana vintage di kafe-kafe Jakarta.
Pasar Barang Antik Jalan Surabaya bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga tempat yang menyimpan banyak cerita dan kenangan.
Sebuah tempat yang membawa kita pada sebuah perjalanan menelusuri jejak waktu di tengah gemerlapnya kota Jakarta.