Mengenali Dampak ADHD pada Pasangan: Risiko Depresi dan Strategi Mengatasinya

By DP
3 Min Read
Gangguan defisit perhatian atau hiperaktivitas (ADHD) adalah kondisi kesehatan mental yang umum, tidak hanya pada anak-anak dan remaja, tetapi juga pada orang dewasa. (Foto: Pixabay)

INVERSI.ID – Gangguan defisit perhatian atau hiperaktivitas (ADHD) adalah kondisi kesehatan mental yang umum, tidak hanya pada anak-anak dan remaja, tetapi juga pada orang dewasa. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya, tetapi juga oleh orang-orang terdekat, terutama pasangan.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam “Journal of Attention Disorders” menunjukkan bahwa wanita dengan pasangan ADHD memiliki risiko tinggi mengalami depresi.

Studi ini melibatkan 100 pasangan heteroseksual di Israel, di mana pria telah didiagnosis dengan ADHD. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 59% wanita dengan pasangan ADHD mengalami depresi, dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Angka ini sebanding dengan tingkat depresi pada pengasuh individu dengan kondisi seperti autisme, penyakit jantung, Alzheimer, dan gagal ginjal.

- Advertisement -

Baca Juga: ADHD adalah Mudah Terdampak pada Anak dan Remaja, Berikut Penjelasannya

Temuan ini menunjukkan bahwa semakin parah gejala ADHD pada pria, semakin besar kemungkinan pasangannya mengalami depresi dan melaporkan kualitas hidup yang lebih rendah. Namun, studi ini juga menunjukkan bahwa pengobatan farmakologis untuk ADHD dapat memiliki efek positif bagi pasangan, selain individu yang mengalaminya.

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya perawatan diri bagi wanita dengan pasangan ADHD. Wanita yang memprioritaskan kesejahteraan mereka sendiri, melalui olahraga, menghabiskan waktu dengan teman, dan mengambil waktu pribadi, memiliki peluang lebih kecil untuk mengalami depresi dan melaporkan kualitas hidup yang lebih baik.

Leave a comment