INVERSI.ID – Sejak beberapa pekan terakhir, jagad maya di media sosial, terutama platform X, ramai dibicarakan mengenai meningkatnya jumlah pasien anak yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena cuci darah anak.
“Setidaknya 1 dari 5 anak Indonesia yang berusia 12-18 tahun berpotensi mengalami kerusakan ginjal. Penyebabnya adalah gaya hidup yang kurang sehat,” ujar dr. Piprim kepada awak media..
Seorang pakar ginjal dari IDAI telah melakukan survei yang menunjukkan adanya kondisi hematuria dan proteinuria pada urine anak-anak.
Hematuria dan proteinuria adalah indikasi adanya darah dan protein dalam urine, yang dapat menjadi tanda awal kerusakan ginjal.
Gaya Hidup anak anak
dr. Piprim menyatakan bahwa hasil survei ini mencerminkan gaya hidup anak-anak usia 12-18 tahun yang sangat memprihatinkan.
“Pola makan, pola gerak, hingga pola tidur yang sering begadang dan kurang berolahraga adalah faktor-faktor utama,” tambahnya.
Baca Juga: Berulah Lagi! Saipul Jamil Diduga Lakukan Pelecehan ke Pria Lewat Video Call