INVERSI.ID– NPG Indonesia, perusahaan pengembang properti yang berbasis di Bali berkomitmen untuk mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap proyek hunian yang dikembangkan.
Menurut General Manager NPG Indonesia, Evgeny Obolentsev, NPG Indonesia merupakan perusahaan pengembang yang memfokuskan diri dalam pengembangan real estat di Bali melalui penyelarasan bangunan, fasilitas, dan gaya hidup modern dengan alam dan lingkungan sekitar.
“Dalam membangun proyek hunian, kami sebisa mungkin mempertahankan area hijau dan pepohonan yang ada, sehingga kami bisa memiliki area hijau hingga 50% dari total Pembangunan. Dan ini merupakan tantangan tersendiri,” kata Evgeny Obolentsev dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/10).
Tantangan sebenarnya adalah bagaimana menyesuaikan bangunan dengan alam sekitar. Karena hal itulah yang membuat semua orang jatuh cinta kepada Bali, yaitu alam dan budayanya.
“Misal seperti energi terbarukan di setiap unit melalui penggunaan panel tenaga surya, sistem pengolahan sampah, filter air osmosis dan Rain Water Trap,” kata Evgeny.
“Seperti halnya Ecoverse, proyek hunian premium yang sedang kami kerjakan dengan target penyelesaian di Kuartal Keempat 2025. Kami selalu mengaplikasikan beberapa fitur keberlanjutan,” jelasnya.
Ecoverse adalah sebuah komplek hunian yang menghadirkan 34 unit apartemen serta 16 unit townhouse dengan 2 dan 3 lantai yang memberikan kenyamanan melalui fasilitas konstruksi berkualitas tinggi serta keharmonisan dengan alam sekitar.
Tak hanya selaras dengan alam sekitar, sebagian besar tenaga kerja yang membangun proyek Ecoverse pun merupakan tenaga kerja lokal.
Bagi Evgeny, dari para pekerja lokal tersebut pihaknya bisa belajar tentang budaya dan kearifan lokal, khususnya Tri Hita Karana, konsep kehidupan masyarakat Bali yang menitikberatkan hubungan manusia dengan sesama, alam, dan Tuhan, yang mampu menumbuhkan toleransi dan rasa damai.
“Sementara itu, kami bisa mengalihkan keahlian kami dari Eropa dalam mendirikan bangunan. Hal ini sangat penting bagi kami agar tercipta keseimbangan yang harmonis antara pertumbuhan pariwisata dengan alam dan budaya Bali itu sendiri,” pungkasnya