Peningkatan polusi udara juga menjadi faktor lain yang memperbesar risiko kanker paru-paru. Mereka yang bekerja di industri atau pekerjaan yang melibatkan zat karsinogenik seperti pelarut, pestisida, hingga logam berat berisiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru. Petugas lalu lintas, pekerja konstruksi, atau mereka yang terpapar polusi dari kendaraan bermotor berada dalam kelompok berisiko tinggi.
Kanker Paru-paru pada Bukan Perokok
Pada tahun 2023, lebih dari 20.000 kematian akibat kanker paru-paru di Amerika Serikat terjadi pada orang-orang yang tidak pernah merokok. Diperkirakan sekitar 10 hingga 15 persen kasus kanker paru-paru terjadi pada bukan perokok, dan angka ini terus meningkat setiap tahunnya.
Baca Juga: Perokok Beralih ke Vape, Masih Berisiko Kena Kanker Paru-Paru
Dua kelompok yang menunjukkan risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru meskipun tidak merokok adalah wanita dan orang Asia. Wanita yang tidak merokok memiliki risiko dua kali lipat lebih besar terkena kanker paru-paru dibandingkan pria. Selain itu, kanker ini lebih sering menyerang mereka yang berusia di atas 60 tahun, meskipun kasus pada usia lebih muda juga terus dilaporkan.
Salah satu masalah utama adalah bahwa banyak bukan perokok yang tidak menyadari risiko mereka. Karena penyakit ini masih erat dikaitkan dengan perokok, sering kali gejala-gejala awal kanker paru-paru, seperti batuk kronis atau sesak napas, diabaikan. Ini membuat penyakit lebih mudah berkembang tanpa terdeteksi, sehingga sulit untuk diobati pada tahap awal.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.