Perlambat Gejala Demensia dengan Belajar Banyak Bahasa Sejak Usia Dini

By DP
3 Min Read
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bilingual atau multilingual memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik, yang berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit neurodegeneratif seperti demensia. (Foto: Pixabay)

INVERSI.ID – Belajar banyak bahasa sejak dini tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan otak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bilingual atau multilingual memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik, yang berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit neurodegeneratif seperti demensia.

Kecerdasan kognitif yang diasah dengan penggunaan berbagai bahasa membuat otak tetap aktif. Semakin banyak bahasa yang dipelajari sejak dini, semakin besar dampak positifnya terhadap kesehatan otak. Aktivitas mental yang terus-menerus dilakukan melalui pemrosesan bahasa berbeda membantu menunda gejala demensia.

Baca Juga: Menjaga Kualitas Hidup, Deteksi Demensia Sejak Dini

- Advertisement -

Selain memperlambat gejala demensia, penguasaan banyak bahasa sejak kecil juga merupakan investasi kesehatan jangka panjang.

Menurut National Institutes of Health, anak-anak yang bilingual cenderung lebih baik dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis dibandingkan dengan mereka yang hanya menguasai satu bahasa. Proses belajar bahasa baru melatih otak untuk bekerja lebih fleksibel, yang berdampak positif pada kemampuan multitasking dan daya ingat.

Kemampuan otak untuk mengalihkan fokus antar tugas, salah satunya saat memproses bahasa yang berbeda, membantu memperlambat penurunan fungsi otak seiring bertambahnya usia. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang bilingual memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit Alzheimer dan demensia.

Leave a comment