Perlambat Gejala Demensia dengan Belajar Banyak Bahasa Sejak Usia Dini

By DP
3 Min Read
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bilingual atau multilingual memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik, yang berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit neurodegeneratif seperti demensia. (Foto: Pixabay)

Mengurangi Risiko Demensia

Manfaat lain dari belajar banyak bahasa adalah peningkatan keterampilan pemecahan masalah. Anak-anak yang bilingual terbukti lebih cepat dalam mengambil keputusan. Kemampuan untuk berpikir cepat ini dilatih melalui proses memahami dan menerjemahkan bahasa yang berbeda, yang pada akhirnya memperkaya kecerdasan kognitif mereka.

Sebuah penelitian dari Harvard University menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar lebih dari satu bahasa memiliki memori jangka pendek yang lebih kuat dibandingkan anak-anak yang monolingual.

Proses mempelajari bahasa baru secara aktif melibatkan otak dalam menyimpan, mengingat, dan mengelola informasi yang berbeda. Memori yang terlatih ini tidak hanya bermanfaat dalam pembelajaran bahasa, tetapi juga berdampak pada kemampuan akademik, seperti matematika dan sains.

- Advertisement -

Baca Juga: Dapat Meningkatkan Demensia, Perhatikan konsumsi Daging Olahan

Memori yang terlatih dengan baik dapat membantu menunda munculnya gejala penurunan kognitif, seperti yang dialami oleh penderita demensia. Anak-anak yang bilingual atau multilingual menunjukkan kapasitas memori yang lebih kuat, yang secara signifikan membantu menjaga fungsi otak tetap optimal di masa tua.

Oleh karena itu, belajar banyak bahasa sejak dini bukan hanya menjadi cara efektif untuk meningkatkan prestasi akademik, tetapi juga merupakan upaya untuk menjaga kesehatan otak di kemudian hari. Penguasaan bahasa dapat memperlambat proses penurunan memori dan mengurangi risiko terkena demensia.

*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan,  lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.

Leave a comment