INVERSI.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan, di mana sejumlah daerah diprediksi akan mengalami hujan lebat akibat dampak dari fenomena La Nina yang akan segera mencapai Indonesia.
Berdasarkan analisis terkini BMKG, peringatan dini cuaca untuk periode 10 – 15 Agustus 2024 menunjukkan bahwa beberapa wilayah berada dalam status waspada hujan lebat hingga hujan ekstrem.
Pada hari ini, beberapa daerah yang diperkirakan akan mengalami hujan lebat termasuk sebagian Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua. Sementara itu, wilayah Sumatera Utara diprediksi akan mengalami hujan sangat lebat, dan wilayah Maluku berpotensi menghadapi hujan ekstrem.
Baca Juga: BMKG: 19% Wilayah Indonesia Telah Memasuki Musim Kemarau hingga Akhir Mei 2024
Berdasarkan pemantauan BMKG sebelumnya, pada bulan Juli 2024, indeks Dipole Mode menunjukkan nilai -0,46 (Netral), sementara indeks ENSO berada di angka 0,115 (Netral). Diprediksi, kondisi IOD Netral akan berlangsung dari Agustus hingga Januari 2025.
Di sisi lain, sekitar 51% zona musim (ZOM) di Indonesia saat ini sedang mengalami musim kemarau.
Daerah yang sedang mengalami musim kemarau mencakup sebagian Aceh, Sumatra Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, hingga NTT. Selain itu, sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan juga termasuk wilayah yang sedang mengalami musim kemarau.
Mengacu pada informasi dari BMKG, ENSO adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, khususnya di pantai barat Ekuador dan Peru, yang lebih tinggi dari rata-rata normalnya.
Iklim di Samudra Pasifik terbagi dalam tiga fase, yaitu El Nino, La Nina, dan Netral.
Pada fase Netral, angin pasat berhembus dari timur ke barat melintasi Samudra Pasifik, menciptakan arus laut yang juga bergerak ke barat, yang dikenal dengan Sirkulasi Walker. Suhu permukaan laut di barat Pasifik akan selalu lebih hangat dibandingkan dengan bagian timur Pasifik.
Baca Juga: Ada Potensi Banjir Lahar Susulan Gunung Marapi Sumbar, BMKG: Dampaknya Lebih Besar
Saat terjadi fase El Nino, angin pasat yang biasanya berhembus dari timur ke barat melemah atau bahkan berbalik arah. Pelemahan ini terkait dengan penyebaran suhu permukaan laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik. Pergeseran air hangat ke timur menyebabkan pergeseran penguapan, pembentukan awan, dan curah hujan menjauh dari Indonesia, sehingga meningkatkan risiko kekeringan di Indonesia.