Masker bisa membantu untuk melindungi anak dari dampak polusi udara, khususnya di Jakarta yang belakangan ini memasuki kategori tidak sehat. Hal itu disampaikan oleh pakar kesehatan anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH.
Ia menegaskan masker yang digunakan bukan seperti dulu, tapi masker untuk menghindari polusi.
“Bukan masker yang kayak dulu, tetapi masker untuk hindari polusi. Kan partikelnya lebih besar, kalau virus kan partikelnya kecil sehingga menggunakan masker yang khusus,” katanya.
Hindari Daerah Tingkat Polusi Tinggi
Dikutip dari Antara, Bernie mengatakan bahwa saat ini banyak anak terkena batuk dan pilek tidak kunjung sembuh, namun tanpa demam mengarah ke alergi karena polutan.
Tidak hanya menggunakan masker, Bernie juga menyarankan anak sebisa mungkin tidak terlalu banyak mengunjungi daerah-daerah dengan kategori tingkat polusi yang tinggi. Kemudian, anak-anak juga disarankan tercukupi kebutuhan gizinya, cukup istirahat, serta mendapatkan stimulasi demi perkembangannya.
“Tetapi memang anak butuh outdoor, jadi kita gunakan masker jadi salah satu cara. Stimulasi harus terus dilakukan supaya dia bisa berkembang, kasih sayang jangan sampai terlewat,” kata Bernie.
Imunisasi
Lebih lanjut, Bernie menyarankan agar anak-anak juga dilengkapi dengan imunisasinya. Menurutnta, rata-rata penyakit seperti tetanus dan difteri bisa dicegah dengan imunisasi sehingga program imunisasi sangat penting.
“Kita sudah ada beberapa vaksin yang tersedia dan bahkan disediakan gratis oleh Pemerintah. Kalau bisa orangtua jangan sampai skip. Kadang-kadang seperti tetanus, difteri, campak. Difteri itu mematikan, bisa menghambat saluran pernapasan sehingga anak bisa meninggal dunia,” lanjutnya.
Belajar Jarak Jauh
Kemudian, terkait perlu tidaknya anak kembali menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ), Bernie berpendapat perlunya Pemerintah melihat dampaknya dalam jangka panjang.
“Apa yang harus dilakukan supaya anak-anak bisa bersekolah. Jadi, mungkin di situ perlunya kebijakan Pemerintah. Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi,” begitu kata Bernie.
Banyak Minum Ari Putih
Di sisi lain, untuk mengatasi batuk, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan mereka yang batuk banyak minum air karena air membantu mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan dan jalan napas menjadi bersih.
Jadi apabila pasien batuk yang ingin mengonsumsi obat maka sebaiknya pilih sesuai kebutuhan mengingat obat batuk yang dijual bebas terdiri atas tiga jenis yakni pengencer dahak (mukolitik), pengeluar dahak (ekspektoran) dan penekan batuk kering (antitusif).
“Kalau dahak berwarna kuning atau hijau maka itu menunjukkan adanya tanda radang atau infeksi. Kalau batuk disertai keluhan sesak, atau setidaknya napas berat, maka mungkin diperlukan pelega napas (bronkodilator). Kalau keluhan batuk berkepanjangan maka segera berkonsultasi ke petugas kesehatan,” ungkap Tjandra.