Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Bahkan stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Oleh karena itu, perwakilan Ahli Gizi Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya, Hilga Tiara Dewi, S.Gz, M.Si memberikan tips kepada para ibu untuk menghindari terjadinya stunting pada anak. Berikut tipsnya yang dikutip dari Antara.
Rutin Bawa Anak ke Posyandu
Ahli Gizi Hilga Tiara Dewi mengimbau kepada para ibu agar rutin membawa anak-anaknya ke posyandu untuk mencegah terjadinya stunting atau kekerdilan akibat kurang gizi.
Ia mengatakan bahwa para ibu harus rajin menimbang berat badan dan tinggi badan anak setiap bulan.
“Untuk mencegah stunting yang pertama ibu-ibu harus rajin menimbang berat badan dan tinggi badan anak setiap bulan. Pilihan di masyarakat ada namanya posyandu,” kata ahli gizi dari Universitas Brawjaya ini saat dijumpai di RPTRA Pulo Besar, Jakarta Utara, Minggu, 23 Juli 2023.
Hilga menjelaskan ketika berat badan anak tidak mengalami kenaikan dalam satu bulan pertama, maka pihak puskesmas bisa mengintervensi penyebabnya.
Jika kondisi tersebut dibiarkan dalam satu bulan, Hilga mengatakan bahwa hal itu akan berisiko meningkatkan stunting.
“Makanya penting ibu-ibu untuk anaknya terus ditimbang selama 5 tahun pertama kehidupan anaknya untuk pemantauan,” jelas Hilga.
Perhatian PMBA
Pada kesempatan itu, Hilga juga menyampaikan pemberian makan bayi dan anak (PMBA) juga penting diperhatikan dari usia 6 bulan sampai 5 tahun.
Karena itu, Hilga menambahkan agar para ibu perlu belajar bahwa pemberian makan anak itu bukan mementingkan anak mengonsumsi makanan dan merasa kenyang saja, melainkan memperhatikan gizi dari makanan tersebut.
“Banyak ibu-ibu kita yang masih makan nasi cuma pakai kuah sayur, atau hanya tempe tahu tapi protein hewaninya kurang. Padahal penting sekali bahwa penambahan protein hewani ini suatu bentuk pencegahan terjadinya stunting,” lanjut Hilga.
Dokter akan Meresepkan PKMK
Kemudian apabila anak telah didiagnosa mengalami stunting oleh dokter spesialis anak, maka sang anak akan diresepkan Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK) untuk bantu mengejar ketertinggalan anak.
“Namun sebenarnya, kalau sudah stunting, hanya sekitar 20 persen yang berhasil diobati. Kalaupun berhasil, tidak bisa mengembalikan IQ-nya seperti normal. Jadi tetap ada penurunan nilai IQ. Kalau tinggi badan mungkin terkejar dengan PKMK,” kata Hilga.
Maka dari itu, Hilga kembali menegaskan dan mengimbau para ibu berperan aktif dalam mencegah terjadinya stunting pada anak-anak mereka demi masa depannya.