Orang tua memiliki naluri yang kuat untuk melindungi buah hati dari hal-hal yang dapat membahayakan buah hatinya.
Oleh karena itu, dokter Spesialis Anak Neonatologist dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Daulika Yusna, SpA memberi tips untuk mengurangi paparan bahaya kandungan bisphenol A (BPA) pada plastik yang digunakan dalam perangkat makan anak.
Gunakan Produk Stainless atau Kaca
Daulika Yusna mengatakan agar orang tua menghindari penggunaan plastik polikarbonat yang mengandung BPA. Gantilah dengan produk dari stainless steel atau kaca yang lebih aman.
“Hindari penggunaan plastik polikarbonat yang mengandung BPA. Gantilah dengan produk dari stainless steel atau kaca yang lebih aman,” kata Daulika dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023.
Gunakan Produk dengan Label BPA-Free
Selanjutnya hindari memanaskan atau merebus menggunakan wadah plastik mengandung BPA. Karena zat berbahaya ini mudah terlepas jika plastik terpapar panas.
Oleh karena itu, sebaiknya gunakan produk yang memiliki label BPA-Free atau bebas BPA seperti botol minum dan botol bayi.
“Gunakan produk yang memiliki label “BPA-Free” atau bebas BPA, seperti botol minum dan botol bayi,” kata Daulika.
Hindari Penggunaan Produk Kemasan Galon Plastik
Kurangi atau hindari penggunaan produk kemasan galon plastik air minum secara berulang, karena risiko migrasi BPA akan meningkat dengan penggunaan yang berulang, terkena paparan sinar matahari, dan pemanasan selama proses pencucian.
Patuhi Aturan Pemerintah
Kemudian yang terakhir, orang tua harus mematuhi aturan dan regulasi pemerintah terkai penggunaan BPA pada produk tertentu. Diketahui bahwa beberapa negara telah mengeluarkan larangan terhadap penggunaan BPA dan mengklasifikasikannya sebagai zat berbahaya.
Produk dengan dasar plastik jika terkena panas atau dicuci berulang-ulang dapat memicu luruhnya zat kimia berbahaya.
“Produk-produk berbahan dasar plastik jika terkena panas atau dicuci berulang kali bisa memicu luruhnya zat kimia berbahaya yang akan mencemari makanan atau minuman anak-anak kita,” lanjut Daulika.
Sekedar informasi bahwa BPA adalah senyawa kimia yang digunakan dalam produksi plastik polikarbonat. Senyawa ini berfungsi sebagai pengeras plastik yang membuat kemasan makanan dan minuman menjadi lebih tahan lama dan dapat digunakan berulang kali.
Namun, di balik manfaatnya itu, BPA menjadi masalah serius karena kemampuannya meniru hormon estrogen dalam tubuh.
Menurut dunia kesehatan, BPA berbahaya karena kemampuannya sebagai “endocrine disruptor” atau zat yang mengganggu sistem endokrin. Zat ini dapat merusak keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon reproduksi. Karena itulah, dampaknya dapat mengancam kesuburan pria dan wanita.