Wajib Dihindari! Ini Daftar Risiko Paparan Asap Rokok Elektrik Bagi Anak

By Anisa
3 Min Read
Daftar Resiko Paparan Asap Rokok Elektrik Bagi Anak (Foto: Pixabay)

Anak dan remaja bisa memiliki risiko kesehatan yang buruk terhadap paparan asap rokok elektrik atau second hand vaping. Hal itu disampaikan oleh dokter spesialis anak dan konsultan respirology anak RSAB Harapan Kita dr. Dimas Dwi Saputro Sp.A.

Menurutnya tahun 2022, ada 2.097 anak-anak berusia 17 tahun yang diikuti dari 2014 hingga 2019. Banyak resiko buruk yang terjadi pada anak akibat asap rokok tersebut.

“Ada bukti tahun 2022 diperiksa pada 2.097 anak-anak usia 17 tahun diikuti dari 2014 sampai 2019. Ternyata, kejadian mengi atau wheezing itu meningkat sekitar 15 persen, kemudian kejadian bronchitis meningkat sampai 26 persen dan sesak napas meningkat sampai 18 persen,” katanya dalam diskusi daring “Hari Tanpa Tembakau Sedunia” yang diikuti di Jakarta, Sabtu.

- Advertisement -

Dimas menjelaskan dari data tersebut, risiko anak mengalami bronchitis akan naik 1,4 kali lebih banyak dan 1,5 kali risiko sesak nafas pada kalangan dewasa muda maupun remaja yang seharusnya bisa tumbuh dengan sempurna.

Dikutip dari Antara, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan, rokok elektrik awalnya untuk mengurangi bahaya atau harm reduction dari rokok tembakau konvensional yang memiliki banyak bahaya dengan 7 ribu lebih zat-zat beracun di dalamnya.

Untuk mengurangi risikonya, maka diciptakan vape atau rokok elektrik yang secara umum dikatakan sebagai Electronic Nicotin Delivery System atau INDS.

Cara kerja rokok elektrik menghasilkan aerosol, dengan pemanasan cairan yang biasanya diteteskan mengandung nikotin dan zat adiktif lainnya.

Meski aerosol rokok elektrik terbilang sedikit kandungan zat karsinogeniknya, Dimas mengatakan aerosol rokok elektrik masih mengandung zat-zat yang berpotensi bahaya jika digunakan terus-menerus.

Zat berbahaya pada aerosol rokok elektrik akan menyebabkan gangguan pada sistem saluran pernapasan.

Dimas menjelaskan bahwa aerosol rokok elektrik tersebut akan membentuk lemak-lemak dan akan menempel pada paru-paru yang menyebabkan lendir yang semakin lama akan semakin kental.

Lendir yang semakin banyak tersebut akan membentuk dahak yang lengket yang akan mengubah struktur sel pada paru-paru sehingga tidak bisa melakukan pembersihan dengan baik.

Kemudian sel yang mengubah cara kerja paru-paru tersebut akan menjadi karsinogenik yang berikutnya akan berubah menjadi sel kanker.

Leave a comment