Gunung Kawi terletak di Dusun Gendoga, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, tidak asing lagi di tengah-tengah masyarakat, khususnya warga Jawa Timur.
Berdasarkan sejarah, Gunung Kawi masuk dalam kategori gunung berapi yang sudah lama tidak aktif bahkan tidak ada catatan pernah meletus.
Gunung Kawi menjadi salah satu jujugan peziarah. Namun secara rumor yang berkembang, tempat ini untuk mencari pesugihan. Benarkah demikian?
1. Sejarah Gunung Kawi
Gunung Kawi terkenal akan mitos pesugihannya karena terdapat makam keramat Eyang Jugo atau nama aslinya Kyai Zakaria dan Eyang Sujo yang memiliki nama asli Raden Mas Imam Sujono.
Pada tahun 1871, Eyang Jugo wafat dan beliau meminta dimakamkan di lereng Gunung Kawi.
Baca Juga: Fakta-Fakta Oklin Fia, Selebgram yang Viral Jilat Batang Es Krim
Lima tahun kemudian Raden Mas iman sujono alias eyang sujo juga berpulang dan meminta untuk dimakamkan dalam satu liang lahat dengan sahabat seperjuangan.
2. Pohon dewandaru
Di pekarangan makam eyang jugo ada sebuah pohon dewandaru yang dipercaya oleh banyak orang mampu membawa keberkahan. Tak heran banyak pengunjung yang menunggu daun pohon ddewandaru ini jatuh.
Konon katanya, daun yang jatuh dengan sendirinya dari pohon dewandaru ini bisa dijadikan jimat untuk memperoleh keberkahan. Selembar daun yang jatuh harus dibungkus dengan uang lalu dimasukkan ke dompet.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Sebagian orang percaya bahwa jimat tersebut dapat memberikan keberkahan luarbiasa terutama dalam urusan ekonomi.
Sayangnya untuk memperoleh daun atau buah dewandaru yang jatuh dengan sendirinya membutuhkan kesabaran yang luar biasa.
3. Ritual Gunung Kawi
Secara keseluruhan pengelola dan juru kunci gunung Kawi sangat keberatan jika tempat ini dicap sebagai tempat pesugihan, karena pengunjung yang datang ke gunung Kawi hanya bermaksud untuk ziarah.
Para peziarah datang dalam jumlah banyak pada saat jumlah legi dimana hari itu merupakan hari pemakanam eyang jugo ratusan tahun silam.
Selain itu hari wafatnya eyang sujo tanggal 12 suro juga menjadi puncak banyaknya pengunjung datang ke gunung Kawi. Mereka datang ke pasarean Eyang Juga tidak boleh memiliki pikiran negatif.