Inspiratif! Mahasiswa ITB Raih Juara Best Video Game Hackathon di Kanada Lewat Inovasi Game untuk Difabel
Fatih Nararya NRI, mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB), berhasil mengukir prestasi membanggakan di kancah internasional. Bersama timnya, ia menyabet gelar Best Video Game Hack dalam ajang Hack Western 11, sebuah hackathon bergengsi yang diselenggarakan di Kanada.
Menghadapi Berbagai Rintangan
Perjalanan menuju kesuksesan ini tidaklah mudah. Sebelum akhirnya bisa berpartisipasi di Hack Western 11, Fatih mengalami beberapa penolakan dari hackathon besar lainnya seperti Hack the Valley dan NewHacks. Berkat bantuan temannya Tyson yang ia kenal saat menjadi volunteer di Hack the North, serta hasil negosiasi dengan panitia, Fatih akhirnya mendapat kesempatan untuk berkompetisi.
Sebagai peserta program IISMA di University of Toronto, Fatih harus menempuh perjalanan panjang ke London, Ontario. Ia rela membayar tiket bus mahal dan melewatkan dua kelas kuliah. Tantangan lain datang dari cuaca London yang lebih dingin dibanding Toronto.
Inovasi Game untuk Difabel
Dalam kompetisi yang diikuti 62 tim dengan total 189 peserta ini, Fatih berkolaborasi dengan Nathan, Mahdi, dan Dhir – mahasiswa dari Western University dan University of Waterloo. Mereka mengembangkan suite permainan berbasis electroencephalography (EEG) yang dirancang khusus untuk membantu penyandang disabilitas, terutama penderita quadriplegia.
Tim mereka berhasil menciptakan tiga permainan inovatif:
- Game menara balok dengan kontrol kedipan mata
- Permainan memori yang dikendalikan gerakan kepala
- GyroFocus – game yang mengombinasikan kendali kemiringan kepala dan tingkat konsentrasi
Kolaborasi dan Networking
Fatih menekankan bahwa keberhasilan timnya tak lepas dari kolaborasi solid, kemampuan teknis yang mumpuni, serta proses ideasi yang matang. Menurutnya, hackathon mengajarkan pentingnya fokus dan kerja keras, namun juga bijak dalam menyikapi hasil akhir mengingat banyaknya faktor di luar kendali yang dapat mempengaruhi penilaian.
Pengalaman berharga lainnya adalah kesempatan networking yang terbuka lebar. Selain menjalin pertemanan dengan sesama peserta, Fatih bahkan berkesempatan berbincang dengan HR dari perusahaan Big Blue Bubble dan mendapat tawaran company tour.
Prestasi Fatih ini membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di kancah internasional sambil menghadirkan solusi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya para penyandang disabilitas.