INVERSI.ID – Inggris saat ini tengah berjuang untuk mengendalikan gelombang kerusuhan yang telah berlangsung selama berhari-hari, menyebabkan ketegangan dan kekerasan di berbagai kota.
Lebih dari 1.000 orang telah ditangkap terkait protes yang berubah menjadi aksi kekerasan massal, pembakaran, dan penjarahan di Inggris.
Insiden ini juga disertai dengan serangan rasis yang menargetkan komunitas Muslim dan migran di Inggris, memicu kekhawatiran akan semakin memburuknya hubungan antar komunitas.
Dikutip dari beberapa sumber, kerusuhan ini dimulai setelah sebuah insiden tragis di kota Southport, Inggris utara, di mana tiga gadis muda tewas dalam sebuah serangan pada 29 Juli.
Baca Juga: Wajib Tahu! 6 Pahlawan Punya Peran Penting untuk Kemerdekaan Indonesia
Sayangnya, serangan ini dengan cepat dikaitkan secara keliru dengan seorang migran Muslim, berkat misinformasi yang menyebar luas di dunia maya. Informasi yang salah ini memicu kemarahan yang memuncak menjadi aksi kekerasan yang meluas.
Kerusuhan tidak hanya terjadi di Inggris, tetapi juga meluas hingga Irlandia Utara, meskipun skala kekerasannya lebih kecil dibandingkan dengan minggu lalu.