Iran telah mengungkap hasil investigasi atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang meninggal minggu lalu. Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) merilis detail investigasi ini pada Sabtu, 3 Agustus 2024.
“Tindakan ini dirancang dan dilakukan rezim Zionis (Israel) dan didukung pemerintah kriminal Amerika,” demikian pernyataan IRGC.
Baca Juga: Sosok Pembunuh Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang Berpotensi Ciptakan Perang
IRGC juga mengungkapkan bahwa pembunuhan tersebut dilakukan dengan meluncurkan proyektil jarak pendek yang berisi hulu ledak sekitar 7 kg dari luar tempat tinggal Haniyeh.
Selanjutnya, IRGC menegaskan akan membalas kematian Haniyeh dan menekankan bahwa Israel akan menghadapi hukuman berat pada waktu yang tepat.
Sebelum hasil investigasi ini diumumkan, media yang berbasis di Amerika Serikat, New York Times, melaporkan bahwa Haniyeh tewas akibat bom yang ditanam dua bulan sebelumnya dekat kediamannya.
Bom tersebut diduga ditanam sekitar Mei, saat Iran sedang mempersiapkan pemilihan umum untuk menggantikan posisi mendiang Ebrahim Raisi, yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada pertengahan Mei.
Haniyeh meninggal dalam operasi pembunuhan pada 31 Juli di Teheran, Iran.
Haniyeh meninggal dalam operasi pembunuhan pada 31 Juli di Teheran, Iran. Pada saat itu, dia menginap di wisma kenegaraan dan dijaga oleh pasukan Iran. Haniyeh berkunjung ke negara tersebut untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, sehari sebelum ia tewas.
Baca Juga: Hamas: Siap Perang Jangka Panjang dengan Israel dan Raih Kemenangan
Kematian Haniyeh terjadi saat Israel masih melancarkan agresi ke Gaza sejak Oktober 2023, sementara negosiasi gencatan senjata terus diupayakan.
Para pengamat menyebut kematian Haniyeh akan mempersulit negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas, karena Haniyeh merupakan salah satu delegasi dari pihak Hamas dalam pembicaraan tersebut.