INVERSI.ID – Pemerintah Jepang disebut mengizinkan China, Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency atau IAEA) serta pihak terkait lain untuk ikut melakukan pemantauan terhadap air limbah olahan nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang dibuang ke laut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan China telah mengadakan lebih dari 10 putaran negosiasi dan konsultasi dengan Jepang juga IAEA. Negosiasi itu untuk menghasilkan kesepakatan terkait pengolahan limbah nuklir.
“Jepang secara tegas berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional, melakukan yang terbaik untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta melakukan evaluasi berkelanjutan atas dampak ke lingkungan laut dan ekosistem laut,” kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, China pada Jumat, 20 September 2024, seperti dilansir dari Antara.
Gelombang pertama pelepasan air PLTN Fukushima dimulai pada 24 Agustus 2023, dan total sekitar 31.200 ton air olahan dilepaskan dalam empat putaran pada tahun fiskal 2023, yang berakhir pada Maret 2024.
Baca Juga: UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk Pada Anak-anak
Pada tahun fiskal 2024, operator PLTN Fukushima Daiichi TEPCO berencana melepaskan total 54.600 ton air limbah yang telah diolah dalam tujuh putaran.