“Itu merupakan proses pembelajaran,” ujarnya.
Setelah menyaksikan video-video daring tentang cara para peternak China memberi makan dan membersihkan ulat sutra, keadaan mulai membaik.
Kini, pabrik Awad mampu memproduksi hingga 720 kg sutra setiap tahun, yang secara signifikan meningkatkan penghasilannya.
Sejak Maret hingga Juli tahun ini, Awad memelihara 125.000 ekor ulat sutra dan menyumbangkan beberapa ratus ekor kepada para ibu rumah tangga setempat.
Dia kemudian membeli kepompong dari para ibu rumah tangga itu dengan harga yang wajar.
Selama beberapa tahun, warga desa lainnya ikut berpartisipasi dalam proyek tersebut di berbagai tahapan. Menurut Awad, Nagaa Awni kini memiliki total 3.700 pohon murbei.
Baca Juga: Layanan Paylater Tumbuh di Tengah Penurunan Daya Beli
“Merawat ulat sutra itu sederhana dan mudah, dan produksinya melimpah,” ujar Ibrahim, seraya menambahkan bahwa dirinya puas dengan penghasilannya saat ini.