Warga Palestina memandang Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian integral dari negara masa depan mereka yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, yang telah diduduki oleh Israel sejak 1967.
Ketegangan terus meningkat di seluruh Tepi Barat di tengah serangan militer Israel yang menghancurkan Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.200 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober tahun lalu.
Setidaknya 703 orang, termasuk 159 anak-anak, telah tewas dan lebih dari 5.700 orang terluka akibat tembakan Israel di Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Sikap Tegas Australia Melarang Anak-anak Gunakan Media Sosial
Peningkatan itu terjadi setelah opini bersejarah Mahkamah Internasional pada 19 Juli yang menyatakan pendudukan Israel atas tanah Palestina selama puluhan tahun sebagai tindakan ilegal dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.