Peraih Nobel Muhammad Yunus terpilih untuk memimpin pemerintahan sementara Bangladesh sebagai Perdana Menteri (PM) setelah Sheikh Hasina mundur dan melarikan diri ke luar negeri.
Muhammad Yunus, yang dikenal sebagai “bankir masyarakat termiskin,” sering kali menjadi pengkritik Hasina selama masa jabatannya sebagai PM Bangladesh.
Pria berusia 83 tahun ini adalah seorang ekonom dan bankir. Ia menerima Nobel Perdamaian tahun 2006 karena memelopori penggunaan kredit mikro untuk membantu masyarakat miskin, terutama perempuan.
Baca Juga: Biodata dan Profil Sheikh Hasina, PM Bangladesh yang Kabur Naik Helikopter
Komite Hadiah Nobel Perdamaian memuji Yunus dan Bank Grameen yang didirikannya atas upaya mereka dalam menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah.
Yunus mendirikan Grameen Bank pada tahun 1983 untuk memberikan pinjaman kecil kepada pengusaha yang biasanya tidak memenuhi syarat untuk menerima pinjaman dari bank tradisional. Keberhasilan bank ini dalam mengentaskan kemiskinan menginspirasi upaya serupa di banyak negara lain.
Namun, pada tahun 2011, Yunus dicopot dari posisinya sebagai direktur pelaksana Grameen Bank oleh pemerintahan Hasina yang saat itu meninjau aktivitas bank tersebut. Yunus diduga melanggar peraturan pensiun pemerintah.
Sosok Muhammad Yunus
Pada tahun 2013, Yunus diadili dengan tuduhan menerima uang tanpa izin pemerintah, termasuk Hadiah Nobel dan royalti buku. Yunus menyangkal tuduhan tersebut.
Pada awal tahun 2024, pengadilan khusus di Bangladesh juga mendakwa Yunus dan 13 orang lainnya atas dugaan penggelapan USD 2 juta. Yunus mengaku tidak bersalah dan saat ini bebas dengan jaminan. Para pendukungnya menyatakan bahwa Yunus menjadi sasaran karena hubungan yang buruk dengan Hasina.
Baca Juga: Kronologi Kerusuhan di Bangladesh, Buat Sheikh Hasina Kabur Naik Helikopter ke India
Yunus lahir pada tahun 1940 di Chittagong, Bangladesh. Ia meraih gelar PhD dari Vanderbilt University di Amerika Serikat dan mengajar di sana sebelum kembali ke Bangladesh.