Kerusakan yang ditimbulkan bukan hanya pada rumah dan lahan pertanian, tetapi juga pada infrastruktur penting seperti jalan dan rel kereta api.
Menurut laporan media pemerintah Korea Utara, sekitar 5.000 orang berhasil diselamatkan. Kerusakan paling parah terjadi di provinsi Jagang, yang berbatasan dengan China dan dikenal sebagai wilayah hulu Sungai Yalu (Amnok), menyebabkan banyaknya korban jiwa dan harta benda.
Pemerintah Korea Utara, melalui kantor berita resmi KCNA, menyatakan bahwa mereka berencana untuk menampung sekitar 15.400 orang, termasuk ibu-ibu, anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan tentara yang cacat, di berbagai fasilitas di Pyongyang hingga daerah-daerah yang terkena banjir stabil kembali.
Baca Juga: Ini Mandat untuk Retno Marsudi Sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB
Akibat dari bencana ini, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan hasil panen Korea Utara pada tahun ini bisa berkurang. Sebab, banjir besar pasca hujan lebat menimbulkan peningkatan serangan hama.