INVERSI.ID – Pakar Retail dan Consumer Strategist, Yongky Surya Susilo mengungkap berdasarkan data BPS, jumlah kelas menengah di tahun ini sebanyak 47,85 juta jiwa atau sekitar 17, 13% dari total populasi.
Angka tersebut turun dibandingkan 2023. Di tahun itu, kelas menengah tercatat 48,28 juta jiwa atau 17,44%.
Begitu pula di 2022, jumlah kelas menengah masih di angka 49,51 juta jiwa (18,06%). Lalu di 2021, mencapai 53,83 juta jiwa (19,82%).
Yongki menilai, artinya dalam tiga tahun ke belakang, jumlah masyarakat kelas menengah makin terpuruk, bahkan dikabarkan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Juga: Ada 60 Mercy S-Class Senilai Rp2,9 Miliar untuk Tamu VVIP Saat Pelantikan Prabowo-Gibran
“Negara-negara berkembang termasuk Indonesia, Kelompok menengah bawah menjadi lebih terpuruk dan menurun dalam hal daya beli,” ujar Yongki dalam diskusi bersama Perhimpunan Distributor, Importir dan Produsen Pelumas Indonesia, beberapa waktu lalu, seperti dilansir Inversi.id dari Gridoto.