Daya Beli Kelas Menengah Menurun
Hal itu, tambah Yongki, diperburuk simpanan tabungan akibat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan inflasi. Selain itu, kondisi pelemahan ekonomi ini juga terjadi secara global.
Jika daya beli kelas menengah terus melorot, Yongki melanjutkan, maka bisa berdampak pada amblesnya penjualan industri otomotif. Namun memang fundamental perekonomian Indonesia rentan terhadap gejolak.
Ia melanjutkan, untuk sektor riil di ritel, pertumbuhan ekonomi 5% tidak cukup mendukung perputaran perdagangan, apalagi ditambah inflasi yang tinggi sejak 2022.
“Pertumbuhan penjualan sektor ritel dirasakan lemah sejak 2023 akibat kenaikan BBM, inflasi dan masa wait and see dampak Pemilu,” ungkap Yongky.
Baca Juga: Toyota Targetkan Penjualan Hilux Rangga 500 Unit per Bulan
Masih menurutnya, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi domestik sebesar 58%.