INVERSI.ID – Ni Putu Raisa Marie Erawittig, atau yang akrab dipanggil Raisa, adalah sosok multitalenta dari SMA Gandhi Memorial Intercontinental School Bali (GMIS).
Pada musim Honda DBL with Kopi Good Day 2023-2024, Raisa tampil sebagai dancer pendamping tim basket sekolahnya di ajang DBL Dance Competition 2023 Bali. Tapi siapa sangka, sebelum jadi dancer, Raisa ternyata pernah aktif di dunia basket.
Sejak SMP, Raisa sudah menunjukkan ketertarikan pada basket. Orang tuanya mendukung penuh dengan mendaftarkannya ke salah satu klub basket di Bali.
Nggak butuh waktu lama, bakat Raisa langsung mencuri perhatian klub ternama, Merpati Bali. Bahkan, ia sempat memenangkan salah satu turnamen besar di luar Bali.
“Setahun setelah aku mulai, aku ikut seleksi dan berhasil masuk tim. Itu bikin aku makin semangat main basket,” cerita Raisa.
Sayangnya, saat masuk SMA, Raisa nggak bisa melanjutkan hobinya karena sekolahnya nggak punya tim basket putri. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencoba dunia dance.
“Karena di sekolah nggak ada basket putri, sementara tim cowok kami ikut DBL, otomatis mereka butuh dancer. Kebetulan aku suka dance dan pernah belajar waktu SD, jadi aku coba ikut jadi dancer sekolahku,” jelasnya.
Sebagai bagian dari tim dance GMIS, Raisa berhasil mencuri perhatian. Penampilannya sempat viral di media sosial, berkat paras cantiknya dan aksi panggung yang diunggah lewat akun resmi DBL.
Selain dance, Raisa juga tertarik mencoba hal baru, yaitu dunia akting. Di akhir 2024, nama Raisa mulai dikenal sebagai aktris setelah membintangi sinetron “Asmara Gen Z” di televisi nasional.
Di sinetron itu, ia memerankan karakter antagonis bernama Pop Diva, seorang ketua geng. Meskipun baru di dunia hiburan, akting Raisa sukses menarik perhatian penonton.
“Awalnya aku masuk agensi model untuk photoshoot dan videoshoot. Pas libur sekolah, aku ke Jakarta untuk photoshoot, tapi malah dibawa ke tempat reading. Sebelumnya, aku sempat kirim video casting dari Bali karena nggak sempat ke Jakarta. Syukurnya, aku akhirnya bisa main di sinetron itu. Dari situ aku mulai terjun ke dunia akting,” cerita Raisa.
Walaupun sibuk syuting, Raisa tetap memprioritaskan sekolah. Ia bersyukur sekolahnya di Bali mendukung penuh kegiatannya, sehingga ia bisa mengatur waktu antara belajar dan akting.
“Walaupun susah ngatur waktu antara sekolah dan syuting, beruntungnya aku dapat support penuh dari sekolah. Jadi, semuanya tetap bisa jalan,” tutup Raisa.***